Selasa, 04 Oktober 2011

Kegelisahan Rastim

Jangkar raksasa di desa Gegunung Wetan.

Rembang – Anda masih ingat temuan dua jangkar raksasa oleh nelayan desa Gegunung Wetan Kec. Rembang Kota, pertengahan bulan Juni 2011 lalu ? Muncul wacana mengejutkan, jangkar yang terakhir akan dipotong potong untuk dijual kepada pengepul besi tua.

Rastim, warga desa Gegunung Wetan yang mengkoordinir pengambilan jangkar mengakui dirinya terbelit hutang. Guna menutupi kebutuhan selama proses evakuasi jangkar, ia menunggak biaya perbekalan jutaan rupiah. Belakangan Rastim ditagih oleh pemilik toko perbekalan, sehingga agak susah menyiasati. Sedangkan kelanjutan rencana penelitian jangkar oleh pihak pihak terkait belum ada kejelasan, diperparah tidak ada lagi perhatian dari pemerintah kabupaten. Rastim mengatakan kalau terus menunggu tanpa kepastian, lebih baik jangkar yang kedua dijual saja.

Wakil Ketua DPRD Rembang asal desa Gegunung Wetan, Suwanto pernah datang langsung ke kantor Balai Arkeologi Yogjakarta, sekaligus menyerahkan foto foto dan sample bahan jangkar. Entah kenapa belum ada tidak lanjut.

Salah satu perangkat desa Gegunung Wetan Risdiyanto menjelaskan jangkar yang pertama sudah diserahkan kepada pemerintah desa, sehingga kini dibangunkan tempat permanen, menghabiskan anggaran sekira Rp 13 juta. Tetapi untuk jangkar kedua, memang belum ada penyerahan secara tertulis dari kelompok penyelam, kini hanya ditutupi dengan kain terpal.

Ia pribadi berharap jangkar jangan dipotong potong, karena khawatir akan menimbulkan masalah hukum. Apalagi kalau nantinya terbukti sebagai benda peninggalan sejarah. Risdiyanto menuturkan sebenarnya saat penggalangan dana swadaya gelombang pertama, pemerintah desa pernah menawari Rastim sejumlah uang kompensasi, tetapi ditolak dengan alasan untuk biaya pembangunan tempat jangkar dulu. Kalau kemudian muncul keluhan dari Rastim, pihaknya siap memfasilitasi agar masalah cepat selesai. Semua bisa dibahas melalui forum desa, lebih lebih sudah dibentuk kelompok sadar wisata Rekso Mulyo, yang salah satunya bertugas menangani perawatan jangkar.

Pemerintah desa Gegunung Wetan menghimbau jangan sampai muncul perpecahan antar warga, menyusul temuan jangkar. Justru idealnya benda benda langka tersebut menjadi ikon bagi gegunung Wetan dan mendapatkan dukungan seluruh lapisan masyarakat.



Tidak ada komentar: