Kamis, 06 Oktober 2011

Tak Semanis Rasa

Petani di desa Pomahan Kec. Sulang menunjukkan buah semangka, menjelang masa panen.

Sulang – Guna memenuhi pasokan untuk pemasaran lokal, petani sejumlah desa di Kec. Sulang mengembangkan penanaman semangka super. Namun pada saat panen raya seperti sekarang, harga buah semangka anjlok.

Maksum, salah satu petani semangka di desa Pomahan Kec. Sulang membandingkan dengan kondisi harga saat bulan puasa lalu, cukup bagus, tetapi kini terus menurun. Ia memperkirakan tiga petak lahan semangka miliknya, kemungkinan hanya menghasilkan uang sekira Rp 6 juta.

Menurut Maksum sebenarnya semangka memiliki beragam keunggulan, dibandingkan tanaman jagung. Dilihat dari masalah perawatan lebih mudah, kemudian masa panen juga membutuhkan waktu lebih cepat. Semangka dua bulan sudah bisa menuai hasil, tetapi kalau jagung harus menunggu sampai tiga bulan.

Meski demikian petani semangka perlu mewaspadai perubahan cuaca yang rawan terjadi belakangan ini. Ketika turun hujan gerimis pada malam hari, kerap kali memicu munculnya daun semangka keriting dan berdampak buruk terhadap kualitas buah.

Sementara itu Warnadi, penjual bibit semangka di Sulang menjelaskan banyak jenis bibit yang bisa menjadi pilihan para petani, tetapi rata rata bibit dengan harga Rp 35 ribu berisi 450 biji paling mendominasi. Ia mengevaluasi tahun ini antusias petani untuk menanam semangka cenderung menurun, kemungkinan karena sebagian sudah beralih menanam tembakau yang dianggap bernilai jual tinggi.



Tidak ada komentar: