Kamis, 01 Maret 2012

Petambak Merana


Petambak udang di dusun Ngelak memeriksa kadar garam, hari kamis (01 Maret 2012).

Kaliori – Puluhan ribu ekor udang windu dan vanamei di Kec. Kaliori mati mendadak. Para petambak menduga karena disebabkan oleh cuaca ekstrem.

Udang yang mati massal ini hampir merata di sekitar desa Dresi Kulon, Purworejo, Tasikharjo dan Tambakagung.

Ahmad Mukhlis, petambak di dusun Ngelak desa Tasikharjo menuturkan awalnya cuaca sangat panas dalam sepekan terakhir, kemudian turun gerimis. Kondisi seperti ini memicu udang stress. Sebagian besar tampak terlihat bergelimpangan di pinggir pematang tambak. Dari 40 ribu ekor udang yang ditebar, Mukhlis belum tahu persis tingkat kematian, kemungkinan bisa mendekati separuh.

Sejumlah petambak kini nekat memanen lebih cepat, karena tak ingin menanggung kerugian terlalu besar.

Petambak lain di dusun Ngelak desa Tasikharjo, Abdul Aziz mengaku pasrah dengan fenomena cuaca sekarang.

Idealnya kalau curah hujan tinggi, sesekali diselingi panas, bisa membuat perkembangan udang semakin bagus. Ia kemudian menunjukkan beberapa ekor udang usia 2,5 bulan yang stress di pinggir tambak.

Abdul Aziz memperkirakan kerugian petambak mencapai ratusan juta rupiah. Saat membeli bibit udang atau benur, per ekornya Rp 20. Belum lagi biaya untuk pakan maupun perawatan.

Hingga kini belum ada perhatian dari pemerintah kabupaten Rembang. Petambak sebatas meningkatkan pengawasan setiap pagi dan sore. Kadar garam pada air juga diperhitungkan secara detail, untuk mengurangi angka kematian. Apalagi kurang setengah bulan, udang sudah bisa dipanen.

Tidak ada komentar: