Kamis, 01 Maret 2012

Menunggu Peran Swasta


Atlet bola volly menunggu laga dalam ajang Popda Rembang di alun alun, belum lama ini.

Rembang – Perkembangan cabang olahraga bola volley di Kab. Rembang tertinggal jauh, apabila dibandingkan dengan sepak bola dan bulu tangkis.

Padahal salah satu olahraga rakyat ini menyimpan banyak bibit bibit unggul, tetapi kurang dioptimalkan.

Celia Ulin Nur, atlet bola volley dari SMAN I Kragan mengatakan lebih banyak latihan sendiri bersama kawan kawannya di sekolah, ketika ada kegiatan ekstra kurikuler. Itupun sekedar untuk mematangkan tekhnik tekhnik dasar, sedangkan bagaimana melatih fisik dan strategi bertanding, sama sekali belum paham.

Seorang pegamat bola volley di Rembang, Sunardi mengaku pembinaan mudah terputus. Ia mencontohkan banyaknya pelajar yang handal bermain bola volley, begitu lulus sekolah, kemampuan mereka sudah tidak terasah lagi.

Pemain berlatih secara autodidak, begitupun pelatih, jarang sekali ada kegiatan untuk meningkatkan lisensi.

Menurut Sunardi, Pemkab Rembang perlu turun tangan, menyusun program pembinaan berjenjang. Atlet bola volley tak melulu membutuhkan dana, tetapi yang lebih penting, dukungan dari sisi kebijakan. Peran swasta juga sangat ditunggu, seperti halnya di sejumlah kota besar, bermunculan klub bola volly profesional.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Kab. Rembang, Noor Effendi menyadari dana pembinaan olahraga masih minim. Hanya ada anggaran rutin untuk penyelenggaraan pekan olahraga pelajar daerah (Popda) tingkat SD – SMP – SMA, kurang dari Rp 500 juta.

Tetapi masih ada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Rembang yang juga ikut bertanggung jawab terhadap prestasi olahraga Kab. Rembang. KONI mendapatkan kucuran dana lebih besar, karena harus disalurkan ke masing masing induk cabang olahraga.

Noor Effendi menimpali butuh sinergi yang tepat, supaya dana tepat sasaran, termasuk menggelorakan bola volley.

Tidak ada komentar: